Ad Unit (Iklan) BIG

Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru

Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru - Hallo sahabat Update Terkini, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kesehatan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru
link : Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru

Baca juga


Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru

penanganan kehamilan dan persalinan


Pada umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan dan persalinan juga nifas, kecuali penyakitnya tidak terkontrol, berat dan luas yang disertai sesak napas dan hipoksia. Walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada sistem pernapasan, karena uteru yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru keatas serta sisa udara dalam paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu menjadi lebih parah. Ada 3 penyakit paru-paru yang memerlukan perhatian kita dalam kehamilan, yaitu TBC paru-paru, Asma bronkial, dan Peneumonia.

 

Tuberkolosis Paru-Paru

Penyakit kronis ini masih banyak terdapat di negara-negara berkembang, termasuk indonesia. Penyakit ini dapat dijumpai dalam keaadaan aktif, akan menimbulkan masalah bagi ibu, bayi, dan orang-orang sekelilingnya. Jadi sebenarnya adalah masalah sosial. Pengaruh TBC paru-paru terhadap kehamilan dan sebailknya sedikit banyak ada.

 

Frekuensi

Karena prevalensi TBC paru-paru di indonesia masih tinggi, dapat diambil asumsi bahwa frekuensinya pada wanita akan tinggi. Diperkirakan 1% wanita hamil menderita TBC paru-paru. Menurut prawirohardjo dan soemarto (1954), frekuensi wanita hamil yang menderita TBC paru-paru di indonesia yaitu 1,6%. Di negara kurang makmur dan negara berkembang, frekuensinya lebih tinggi.

 

Diagnosis

Diagnosis kadang-kadang tidak mudah, karena ibu hamil tmpak sehat, terutama dalam proses tenang.

1.    Dalam anamnesis, ibu mengatakan pernah berobat atau sedang berobat penyakit paru-paru.

2.    Keluhan dan gejala : batuk menahun, hemaptoe (batuk darah), dan kurus kering.

3.    Pemeriksaan fisis diagnostik pada paru-paru di jumpai adanya kelainan bunyi pernafasan.

4.    Foto roontgen paru-paru

5.    Uji mantoux.

 

Penanganan

1.    Dalam kehamilan:

·         Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal.

·         Untuk diagnostik pasti dan pengobatan selalu bekerjasama dengan ahli paru-paru.

·         Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya di rawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Guanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur.

·         Obat-obatan: INH, PAS, Rifadin, dan Streptomisin.

·         TBC paru-paru tidak merupakan indikasi untuk abortus buatan dan terminasi kehamilan.

 

2.    Dalam Persalinan

·         Bila proses tenang, persalinan akan berjalan sepeti biasa dan tidak perlu tindakan apa-apa.

·         Bila proses aktif, kala I dan II diusahakan seringan mungkin.pada kala I ibu hamil di berikan obat-obat penenang dan analgetika dosis rendah. Dan kala II diperpendek dengan ekstraksi Vacum/forceps.

·         Bila ada indikasi obstetrik untuk sexsio sesarea, hal ini dikerjakan bersama dengan ahli anastesi untuk memproleh anastesi mana yang terbaik.

 

3.    Dalam Masa Nifas

·         Usahakan jangan terjadi perdarahan yang banyak, diberi uterus tonika dan koaggulansia.

·         Usahakan mencegah terjadinya infeksi tambahan dengan memberikan antibiotik yang cukup.

·         Bila ada anemia sebaiknya lakukan transfusi darah, agar daya tahan ibu kuat terhadap infeksi skunder.

·         Ibu dianjurkan supaya segera memakai kontrasepsi atau bila jumlah anak suda cukup, segera dilakukan tubektomi.

 

4.    Perawatan Bayi

Biasanya bayi akan ditulari ibunya setelah kelahiran. Dan TBC bawaan (konginetal) sangat jarang.

·         Bila ibu dalam TBC aktif,

-      Secepatnya bayi diberikan BCG

-      Bayi segera di pisah dari ibunya selama 6-8 minggu

-      Bila uji mantoux sudah positif pada bayi, barulah bayi dapat ditemukan dengan ibunya.

·         Menyusukan bayi, pada proses aktif dilarang karena kontak langsung dari mulut ibu pada bayi.

·         Dapat diberikan anti TBC profilaksis pada bayi yaitu INH:25 mg/kg berat badan/hari.

5.    TBC paru-paru dan aat refroduksi:

·         TBC paru-paru dapat bersamaan denganTBC alat genetalia. Wiknjosatro H 1959 menemukan pada 15 wanita pada penderita TBC genitalis 40% sarang primernya terdapat di paru-paru.

·         TBC genetalia dapat menyebabkan :

-      Infertilitas (kemandulan)

-      Bila terjadi kehamilan hasil konsepsi sering berakhir dengan abortus, kehamilan ektopik terganggu (KET), dan partus prematurus.

-      TBC genitalis yang sudah sembuh dan puih, dapat kambuh lagi setelah abortus dan persalinan.

 

Sekian dan terimakasih          



Demikianlah Artikel Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru

Sekianlah artikel Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Penanganan Kehamilan dan Persalinan Bagi Penderita Penyakit Paru-paru dengan alamat link https://re-plye.blogspot.com/2020/12/penanganan-kehamilan-dan-persalinan.html

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter